OPTIMISME
PROGRAM SATU SISI (SEMANGAT TULISKAN LITERASI DAN PUBLIKASI) SMA NEGERI 1 BATU
AMPAR
Oleh:
Fitriani, S.Pd.
(CGP
Angkatan 1 Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
Literasi
dan publikasi bukanlah hal baru di telinga kita apalagi bagi mereka yang
berkutat dalam bidang tulis-menulis. Program literasi yang beberapa tahun
belakangan ini digaungkan sebagai bentuk upaya meningkatkan minat baca maupun
tulis khususnya bagi insan pendidikan. Pada modul 3.3 Program Pendidikan Guru
Penggerak kita sampai pada pembahasan tentang program yang berdampak pada
murid, di mana modul ini memberikan arahan bahwasanya perlu ada sebuah program
di sekolah yang dampaknya difokuskan untuk kemajuan murid. Dampak yang dimaksudkn mengacu pada
perubahan sikap, perilaku, karakter dari kompetensi yang ingin dicapai dari
sebuah program.
Terkait dengan program literasi pada
pembuka artikel ini, selama ini paradigma kita tentang literasi terjebak pada
peningkatan intensitas membaca saja tanpa mengingat pentingnya memahami esensi
tulisan yang dibaca bahkan kemudian naik tingkat untuk mampu menuliskan apa
yang ada di dalam pikiran layaknya bacaan yang kita baca. Sebagai pengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia tentu hal ini sangat terasa bagi saya, pada
kurikulum 2013 semua bagian materi adalah pembahasan tentang berbagai jenis
teks yang tentunya pada bagian akhir mengharapkan murid mampu menulis dan
menuangkan ide dalam menciptakan setiap bentuk teks yang mereka sudah pelajari.
Sebagai pengalaman, setiap hasil siswa hanya berakhir sebagai dokumentasi
penilaian guru kemudian dikembalikan kepada murid lalu murid melihat feed back
yang diberikan guru, seperti itu terus berulang dan bagi murid mungkin ini
sudah menjadi siklus biasa tidak ada yang istimewa.
Terpikirkan
olah saya kemudian untuk memberikan pengalaman baru dan juga berharap mampu
memunculkan emosi lain yang lebih membekas bagi diri murid dan tentunya
meninggalkan kenangan tersendiri bagi murid. Bagi Sebagian orang mungkin
menulis dianggap sebagai kegiatan yang sulit dan menjemukan, maka dari itu saya
mencoba Menyusun program yang di dalamnya merangkum kegiatan literasi, semangat
untuk menulis, kemudian tulisan tersebut akan dipublikasikan. Bagi saya seorang
guru Bahasa Indonesia tentu paham betul bahwasanya standar menulis murid-murid
saya tidak bisa saya paksakan sesuai standar yang inginkan sehingga saya yakin
dengan program ini salah satunya juga menumbuhkan rasa percaya diri pada
murid-murid saya.
Program
SATU SISI (Semangat Tuliskan Literasi dan Publikasi) tercetus Ketika saya mulai
memahami karakter murid-murid saya, kemudian menimbang asset yang sekolah
miliki, seperti tersedianya perangkat computer dan jaringan internet yang
mumpuni, maka saya optimis program ini akan berjalan dengan baik dan tentunya
harapan untuk kemajuan murid dalam mewujudkan merdeka belajar dapat dirasakan
dengan perasaan yang bahagia. Hasil tulisan siswa yang awalnya merupakan hasil
dari penugasan dari guru kemudian diseleksi untuk dipublikasikan di Mading
Sekolah, Google Site Sekolah, sampai pencetakan dalam bentuk fisik berupa bunga
rampai kumpulan tulisan murid.
Secara umum, program ini bertujuan untuk
meningkatkan kreativitas menulis murid di SMAN 1 Batu Ampar sekaligus
memberikan murid bekal kecakapan hidup dan
pentingnya mengasah kreativitas agar tumbuh kesadaran bahwa
mereka akan menghadapi lingkungan yang lebih kompleks sehingga memerlukan
keterampilan yang lebih apalagi mereka lebih bijak dan kreatif Ketika
menghadapi masa depan khususnya era digital yang perkembangannya sangat cepat.
Hasil karya siswa diregulasi dengan proses
yang sangat objektif agar rasa keadilan dapat dirasakan murid dan memacu mereka
untuk terus menulis dengan proses yang lebih kreatif.
Program ini dilaksanakan sebagai langkah
awal menggali potensi kreativitas siswa di bidang menulis yang selama ini hasil
tulisan mereka hanya sebatas memenuhi tugas di kelas, khususnya pelajaran
Bahasa Indonesia. Program ini juga diperuntukan sebagai dukungan terhadap
program Literasi Nasional Baca dan Tulis.
Berikut
latar belakang Program SATU SISI diambil sebagai program sekolah yang berdampak
pada murid:
v
Materi pelajaran Bahasa
Indonesia yang didominasi Teks salah satunya menuntut murid memiliki
keterampilan dalam menulis. Sayangnya keterampilan menulis murid masih jauh
dari kata terampil. Ketertarikan siswa terhadap dunia digital menjadi salah
satu senjata yang dapat guru gunakan untuk mengajak mereka menulis dan
memublikasikan hasil tulisan mereka. Perasaan bangga Ketika tulisan
dipublikasikan dapat memunculkan semangat untuk menampilkan sisi terbaik dari
apa yang murid miliki.
v
Menumpuknya hasil tugas
siswa berupa tulisan yang hanya selesai sebatas penilaian.
v
Sekolah memiliki jaringan
internet dan perangkat digital yang memadai yang merupakan asset yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan pembelajaran yang
berpihak pada murid.
v
Guru sebagai pengampu
mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan asset SDM yang dapat memfasilitasi
terpublikasinya tulisan murid dari Mading Sekolah, Google Site Sekolah, sampai
Bunga Rampai kumpulan karya tulis murid.
Mengingat
optimisme untuk terwujudnya pembelajaran tatap muka dan terlewatinya masa
pandemik program ini selanjutnya akan banyak dilakukan di sekolah dengan
memanfaatkan fasilitas sekolah seperti Laboratorium Komputer untuk proses
pengetikan dan internet sekolah untuk memublikasikan di Google Site Sekolah.
Adapun
tujuan dari program ini adalah sebagai berikut:
v Murid
memiliki dan menguasai keterampilan menulis yang baik sebagai salah satu tujuan
dari program literasi nasional dengan memaksimalkan berbagai media untuk
memublikasikan setiap hasil tulisan murid.
v Membentuk
karakter mandiri dan kreatif yang merupakan bagian dari Profil Pelajar
Pancasila, serta melatih kepekaan terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya
dalam bentuk tulisan.
v Pembelajaran
berdifrensiasi dan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) diterapkan dengan maksimal
sebagai upaya menggali potensi dan kreativitas murid.
v Pemanfaatan
asset sekolah secara maksimal.
Demi
tercapainya tujuan-tujuan tersebut yang merupakan cita-cita besar tentang
dampak yang akan dirasakan oleh murid atas program yang dikelola, maka segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan diatur dan dirancang sedemikian rupa
agar mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut akan dijabarkan tentang hal apa
saja yang sudah dan belum terlaksana secara maksimal sebagai bahan perbaikan di
masa mendatang.
Pertama,
program
ini tentunya sudah melewati izin pelaksanaan oleh kepala sekolah, karena program
ini di titik beratkan pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia maka langkah
awal yang dilakukan guru adalah Menyusun RPP yang berdiferensiasi dan
mengedepankan Kompetensi Sosial Emosional (KSE). Hal ini bertujuan agar
pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan,
diferensiasi dan KSE dipilih sebagai sarana memerdekakan siswa dalam menuangkan
hasil pemikiran dan emosionalnya sesuai dengan kemmapuan dan minat yang
dimiliki murid. Pada bagian akhir semester genap materi yang dibahas adalah
tentang penulisan puisi, maka hal ini sangat mendukung Langkah awal program
SATU SISI ini.
Kedua,
penyusunan
kesepakatan kelas. Kegiatan ini di lakukan di awal proses pembelajaran yang
dilakukan via Video Conference dengan tujuan apapun
kegiatan yang nanti dilakukan adalah merupakan hasil kesepakatan bersama antara
guru dan murid.
Ketiga,
penyusunan
panduan dan jadwal penulisan. Hal ini dimaksudkan agar proses penulisan siswa
dapat teratur dan terarah sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Akan tetapi,
dikarenakan program ini dilakukan dari 03 Juni s.d. 30 Juni 2021 di mana
rentang waktu ini sudah memasuki masa Penilaian Akhir Tahun, maka kegiatan
penyusuna RPP dan penulisan sudah dimulai sebelumnya.
Keempat,
proses
penulisan secara berkala dikontrol dan dibimbing oleh guru dengan melakukan Video
Conference.
Kelima, lanjutan aktivitas
di minggu pertama, yaitu Menyusun tim editor, publikasi, dan pencetakan Bunga
Rampai. Tim editor adalah dari teman sejawat yang bersedia membantu guru
memeriksa dan menyeleksi hasil tulisan siswa utnuk kemudian dipublikasikan di
Google Site Sekolah dan secara mandiri mencoba dicetak sebagai bentuk upaya
pemberian apresiasi terhadap hasil oleh pikir murid dalam tulisan-tulisannya.
Untuk mempermudah pengumpulan hasil tulisan, guru menyediakan kantong tugas di Google
Classroom. Kegiatan ini berlangsung sampai minggu kedua di Bulan Juni.
Keenam,
di
akhir minggu kedua tulisan siswa dicetak dalam bentuk buku sederhana yang
tentunya ini merupakan bagian awal dari harapan utnuk publikasi yang lebih
besar lagi dengan buku yang dicetak melalui percetakan resmi bahkan mendapatkan
nomor ISBN.
Ketujuh,
di minggu ketiga saatnya melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dan
evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh apa program SATU
SISI memberikan dampak terhadap kreativitas
murid dalam menghasilkan tulisan-tulisan yang original, komunikatif, dan
atraktif untuk dipublikasikan dengan angket yang mendeskripsikan
rentang keberhasilan dari tidak tampak, mulai tampak, sudah tampak, dan sangat
tampak. Karena terbatasnya interaksi maka wawancara dan observasi belum sempat
dilakukan.
Kedelapan, terakhir, waktunya melakukan refleksi di minggu
terakhir. Sangat terasa sekali kekurangan diberbagai segi. Dari persiapan yang
tidak begitu matang, hasil tulisan murid masih tampak ada yang serius dan tidak
sedikit yang asal-asalan, publikasi yang masih terbatas, hasil cetak yang
sederhana, serta monitoring dan evaluasi yang masih dangkal. Akan tetapi hal
tersebut menjadi motivasi bagi saya untuk meneruskan program ini karena
menyadari betul setiap segi kekurangan ada solusinya. Apa lagi ketika ada murid
yang mengatakan “Wah, akhirnya punya puisi yang dibukukan.” Hal ini membuat
saya yakin ada kegembiraan dan rasa bangga yang dihasilkan dari program yang
masih terbilang sangat sederhana ini. Harapan untuk dukungan yang lebih besar
lagi dari ekosistem sekolah menjadikan optimisme bagi program ini.
Sebelum aksi nyata ini dilakukan tentu saja ada hal
besar yang menjadi alasan mengapa saya memilih program ini sebagai program yang
berdampak pada murid, alasan tersebut antara lain:
1.
Saya memulai
dari kelas yang saya ampu karena sadar betul bahwa perubahan harus dimulai dari
hal kecil.
2.
Saya guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang tentunya dalam mata pelajaran yang saya ampu
sangat akrab sekali dengan dunia tulis menulis.
3.
Selama ini
keterampilan murid dalam hal menulis tidak terlalu diasah.
4.
Anggapan bahwa murid
yang pintar adalah murid yang pintar pada pelajaran Matematika dan IPA membuat
saya tergerak mencari bakat penulis dan meyakini bahwa seseorang yang pandai
menulis memiliki daya pikir, fokus, dan konsentrasi yang jauh lebih baik.
5.
Terakhir, saya
memiliki cita-cita banyak buku, banyak tulisan, yang dihasilkan oleh
murid-murid kami di SMA Negeri 1 Batu Ampar.
Berdasarkan Langkah dan alasan aksi nyata yang
dijalankan tentunya kita sampai pada pembahasan hasil, dari 36 puisi yang masuk
ada 24 puisi yang dipersiapkan masuk ke dalam buku cetak. Puisi yang tidak masuk
dikarenakan masih ada murid yang mengambil karya di internet untuk mereka
kumpulkan, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi guru untuk terus memberikan
pengertian tentang dampak negatif dari plagiarisme. Puisi yang masuk dalam buku
cetak juga kemudian diunggah pada Google Site sekolah yang mana linknya sudah
dibagikan ke kepala sekolah, rekan sejawat, dan murid sendiri tentunya sebagai
penulis.
Galeri
Foto Tahapan Aksi Nyata
Perasaan
(Feelings), Pembelajaran (Findings), dan Penerapan ke Depan (Future)
Pada intinya secara keseluruhan
perasaan bangga lah yang tercipta ketika sebuah buku sederhana tercetak dan
berisi kumpulan puisi karya murid-murid SMA Negeri 1 Batu Ampar. Meskipun
sebuah buku yang tidak dicetak oleh percetakan besar, belum layak ber-ISBN,
tetapi ketika murid kami mengatakan “Akhirnya punya puisi yang dibukukan.” Hal
tersebut sudah membuat perasaan senang luar biasa.
Pembelajaran (findings)
berharag dari program ini juga tidak sedikit, baik deri segi keberhasilannya
maupun kegagalan. Murid
diberi kesempatan untuk menuangkan ide dan kreativitasnya berdasarkan minat dan
kemampuannya, serta memberikan pengalaman baru tentang sebuah euforia karya
yang dipublikasikan. Perlu usaha keras
dan berbagai contoh praktik baik untuk menumbuhkan minat menulis bahkan untuk
menuju karya yang terdaftar dengan ISBN.
Keberhasilan yang dirasa tentu saja
akhirnya apa yang dicita-citakan yakni sebuah tulisan yang terpublikasi telah
terealisasi dalam unggahan di Google Site Sekolah dan buku kumpulan
puisi yang nanti akan diletakkan di perpustakaan sekolah. Hal tersebut tentu
saja merupakan hasil jerih payah dari tim editor Program SATU SISI yang
bersedia berkolaborasi dan membantu guru
dalam megumpulkan dan menyelesaikan program ini.
Sedangkan kalau membahasa kegagalan,
tentunya program ini jauh dari kata sempurna. Adapun hal-hal yang dapat
dianggap sebagai kegagalan dari program ini di antaranya adalah:
1.
Masih
ada murid yang tidak bersedia menuangkan hasil olah pikirnya ke dalam tulisan.
2.
Publikasi
belum meluas.
Tak lantas berbangga diri dan merasa
puas, tentunya banyak hal yang harus diperbaiki dan dikembangkan dari program
ini agar menjadi program yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan
dampaknya terhadap murid dapat dibanggakan di masa mendatang (future).
Program
SATU SISI ini masih sangat banyak segi kekurangan, terlihat dari ditemukannya
beberapa kegagalan yang dialami, mengingat dan menyadari bahwasanya progam ini
masih merupakan langkah awal dan sangat baru bagi murid kami.
Adapun
rencana perbaikan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Penyempurnaan pelaksanaan dan meperluas
sosialisasi ke seluruh ekosistem sekolah.
2.
Struktur Publikasi
Pada akhirnya sikap optimis, berpikir berbasis kekuatan, kolaborasi yang mumpuni, sikap terbuka dalam menerima kritikan, kelapangan dada terhadap setiap kegagalan, serta kerendahan hati atas setiap keberhasilan akan menjadikan program ini menjadi lebih baik dan mendewasakan. Merdeka belajar dengan program-program yang berpihak pada murid tentunya akan menjadi penyumbang terbesar tegaknya tonggak transformasi Pendidikan di Indonesia.
Salam
& Bahagia
Posting Komentar