TANGGUNG JAWAB BELAJAR DARI RUMAH DENGAN MENERAPKAN DISIPLIN POSITIF

Oleh: Fitriani, S.Pd

CGP Tanah Laut

Kalimantan Selatan

 

A.   Latar Belakang

 

Masa pandemi covid-19 telah mengubah pembelajaran tatap muka menjadi tatap maya (daring). Meskipun secara daring, semua pembelajaran harus menerapkan budaya positif sama halnya ketika pembelajaran tatap muka. Perubahan pola pikir siswa secara tidak langsung harus beradaptasi pengan pola belajar dari rumah. Berbagai hal baru tentang aplikasi belajar daring perlu dipelajari. Tentu berbeda dengan tatap muka, guru pastinya mengalami banyak kendala dalam mengamati perilaku/tindakan siswa selama belajar. Berbagai perilaku belajar yang tak dapat dikontrol dan tidak dapat langsung didisiplinkan dapat perlahan diatasi dengan upaya penerapan disiplin positif.

 

B.  Deskripsi Aksi Nyata

 

Upaya memperoleh kesepakatan kelas ketika masa pandemic ini saya lakukan secara daring melalui grup whatsapp kelas. Hal ini sudah menjadi rahasia umum, bahwa pembelajaran tatap muka tidak diperbolehkan. Saya mulai menyusun pertanyaan dan saya sampaikan dalam chatroom. Saya meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Saya membuka dengan hal yang ringan dan lebih umum, kemudian saya berusaha menyimak dan membiarkan mereka mengetik pendapat mereka. Saya bebaskan mereka berkreasi menyampaikan apreasiasi dan pendapat. Awalnya muncul banyak pertanyaan tentang apa maksud dan tujuan saya, karena sudah pasti hal seperti ini asing bagi mereka. Saya mencoba memberikan penjelasan sedikit berupa gambaran tentang apa yang harus mereka lakukan. Namun, saya memiliki kendala karena format pendapat yang beragam dan yang akhirnya membingungkan saya juga. Sehingga saya meneruskan format jawaban yang betul dari jawaban siswa yang sudah benar.

Tidak bisa dipungkiri, kesepakatan kelas yang dibuat secar daring tentu cukup memiliki kendala dalam pengambilan kesimpulan. Oleh karena itu, kesepakatan yang kami buat ini bersifat sementara, hanya sebagai gambaran umum, untuk selanjutnya kami ambil kesepakatan melalui Video Conference agar saya dapat melihat dan mendengar langsung bagaimana keinginan-keinginan mereka dan ekspresi mereka Ketika sebuah kesepakatan diambil.

Tantangan dalam kesepakatan kelas ini, karena masa belajar kami sudah akan berakhir untuk semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Akhirnya kami bersama-sama memutuskan untuk melakukan kesepakatan kelas tersebut pada awal semester 2 tahun 2021. Tantangan lain adalah rasa kecewa mereka yang sebenarnya Sebagian besar sudah sangat menginginkan pembelajaran tatap muka. Meskipun demikian, siswa saya cukup responsif dan antusias karena kesepakatan kelas ini dari mereka dan untuk mereka. Saya cukup berperan sebagai penggiring dan penuntun saja. Misalnya dengan berusaha membesarkan hati mereka, memberikan penjelasan tentang bagaimana mereka bersikap dalam menghadapi pandemi ini.

            Memberikan pandangan bahwasanya degan kesepakatan kelas kita akan berupaya menciptakan kelas yang menyenangkan walaupun harus melakukannya dari rumah masing-masing. Memberikan motivasi bahwasanya nyawa kita, keluarga, dan orang di sekitar kita sangat berharga. Di sinilah kesempatan kita membuktikan bahwa kita bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga bagaimanapun kondisinya, proses belajar tetap berjalan dengan baik bahkan dengan sangat menyenangkan.

            Sesuai dengan esai di atas kemudian kami melaksanakan vicon pertama di awal semester genap dengan kesepakatan kelas. Ada beberapa kesepakatan yang menjadi hasil dari apa yang kami perbincangkan dan hasil ini merupakan kesepakatan yang sudah berulang kali guru tanyakan tentang kesedian dari semua peserta. Adapun kesepakatan tersebut antara lain:

1.     Disiplin waktu dalam mengikuti aktivitas di Google Classroom

2.     Diharuskan selalu mengikuti vicon sesuai jadwal berdasarkan kesepakatan.

3.     Bagi siswa yang mengikuti Vicon, jika guru sedang menjelaskan materi tolong harap tenang dan diam agar yang lain memahami apa yang ibu jelaskan dan memahami materi yang jelaskan.

4.     Bagi siswa yang tidak mengikuti vicon tanpa alasan yang jelas mungkin bisa mendapatkan peringatan (Pengurangan Nilai)

5.     Bersedia tidak mendapatkan nilai bahasa indonesia jika tidak aktif mengikuti pembelajaran di classroom.

6.     Adanya toleransi untuk teman yang terkendala sinyal untuk vicon. Misal karena sinyal sehingga terlambat.

7.     Lebih aktif dalam mengikuti vicon, misal ada yang tidak paham tentang apa yang di jelaskan ibu langsung bertanya jadi saat Vicon sudah selesai tidak ada lagi yang bingung dengan tugas yang diberikan.

8.     Selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tidak menggunakan bahasa daerah).

9.     saya berharap setiap melakukan pembelajaran bahasa indonesia selalu dengan vicon karena lebih jelas dan mudah dipahami.

10.  Jika tidak mengikuti vicon harus ada alasan yang tepat.

11.  Jika dalam Pembelajaran ada yang tidak paham, ketika vicon bisa bertanya dan mendapatkan penjelasan yg lebih mudah dipahami.

Kesepakatan-kesepakatan di atas merupakan hasil kolaborasi bersama menggunakan Google Docs yang mereka ketik masing-masing atas arahan dari guru yang kemudian dirapikan dan dipilah berdasarkan kesamaan maksud dan kemungkinan mampu dan tidaknya untuk dilaksanakan serta aspek kemasukakalan yang mengakomodasi segi toleransi terhadap kondisi riil siswa, baik segi jaringan internet maupun kemampuan memiliki kuota internet.

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan atau implementasi dari hasil kesepakatan kelas dalam kegiatan belajar. Kegiatan pembelajaran interaktif dilakukan di Google Classroom berdasarkan jadwal yang sudah dibagikan sekolah, kemudian kelas memiliki jadwal pertemuan via video conference setiap dua minggu sekali seperti hasil kesepakatan bersama.

Demi maksimalnya hasil yang diharapkan dalam praktik awal aksi nyata pembentukan budaya positif ini, guru mengaturnya dalam linimasa Tindakan sebagai berikut:

 PERSIAPAN

·       Menyusun Rencana Pembelajaran berdasarkan kurikulum darurat yang diberlakukan.

·       Membuat kelas interaktif di Google Classroom lengkap dengan presensi, materi, penugasan, dan jadwal pertemuan baik berupa video conference maupun kegiatan berdasarkan jadwal pelajaran yang ditetapkan sekolah.

·       Membuat pengumuman pada forum kelas sebelum pertemuan dilaksanakan.

·       Membuat Grup Paguyuban Orang Tua Siswa

PELAKSANAAN

·       Pertemuan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.

·       Melakukan kesepakatan kelas Penerapan kesepakatan yang berlaku

·       Memaksimalkan tanggung jawab bersama atas dasar kesepakatan kelas yang dibangun.

EVALUASI

Melakukan refleksi dan tindak lanjut dari seluruh rancangan program aksi nyata.

 

C.  Hasil Aksi Nyata

 

Khusus untuk siswa kegiatan ini adalah hal baru bagi mereka, menurut mereka selama ini peraturan hanya dibuat oleh guru, dan terkadang sifatnya memaksa. Akan tetapi kali ini mereka merasa dihargai dan merasa apa yang menjadi masalah mereka selama ini dapat dikomunikasikan dengan cara yang lebih baik.

Adapun idikator atau tolok ukur dari kegiatan ini adalah:

·             Siswa menyerahkan tugas tepat waktu sesuai kesepakatan kelas.

Terlihat dari respons Google Form di akhir masa tenggat meningkat dari sebelumnya.

·             Siswa mampu belajar mandiri atas usaha sendiri.

Pada materi tentang membaca novel setelah diberikan arahan mereka mampu menentukan sendiri novel yang mereka baca sesuai kriteria. 

·             Siswa mampu menunjukkan kreativitasnya.

Mereka secara kreatif Menyusun video untuk laporan tugas dengan berbagai solusi dari kendala yang mereka temukan ketika mengunggah video mereka di laman tugas, baik ukuran yang terlalu besar kemudian mereka compress maupun jaringan internet yang menuntut mereka berusaha untuk menemukan jaringan yang stabil.

·             Siswa bertanggung jawab pada hasil belajar sendiri.

Banyak di antara mereka yang sigap menghubungi guru atas kondisi yang mereka hadapi, serta menyatakan permohonan maaf atas kelalaian dan bersedia untuk melakukan yang terbaik jika masih diberi kesempatan.

·             Siswa mengikuti setiap rangkaian kegiatan BDR

Terlihat dari kesigapan mereka mengisi presensi dan komentar pada materi yang diberikan.

 

Banyak kemajuan yang dirasakan dari program ini, memberi siswa kesempatan berpendapat dan terlibat langsung dalam pengambilan dan pembuatan aturan menjadikan mereka lebih bertanggung jawab atas apa yang sudah mereka sepakati Bersama.

 

D.   Pembelajaran yang Didapat dari Kegiatan

 

Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dilihat dari tingkat kecepatan dan ketepatan dalam mengisi presensi dan pengumpulan tugas, siswa menjadi lebih bertanggung jawab atas apa yang sudah mereka sepakati dan merasa sangat dihargai karena terlibat langsung dalam pengambilan keputusan atas kesepakatan kelas yang dibuat.

Sedangkan kegagalan dari program ini adalah masih seputar keterbatasan mengingat masih berada di situasi pandemi Covid-19, masih dalam kondisi BDR, sehingga masih ada sebagian siswa yang tidak maksimal mengikuti rangkaian kegiatan dengan berbagai alasan dan kondisi riil mereka. Masalah yang mereka hadapi baik dari segi jaringan internet, kapasitas perangkat seluler, kuota, sampai kepada masalah mereka yang kemudian memilih untuk bekerja.

 

E.  Rencana Perbaikan

 

Berdasarkan perjalanan proses pelaksanaan program aksi nyata ini hingga pada hasil akhir tentunya masih banyak kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dan dijadikan sebagai daftar rencana perbaikan di masa mendatang agar program aksi nyata dapat dilakukan secara maksimal, komprehensif, dan konsisten.

Berikut daftar rencana perbaikan:

a.    Melibatkan lebih banyak siswa dan teman sejawat.

b.    Meningkatkan kompetensi, potensi, dan konsistensi dalam setiap pelaksanaan aksi nyata di sekolah.

c.    Terus berbagi pengalaman dan motivasi kepada teman sejawat baik yang bernaung di sekolah yang sama maupun pada sekolah-sekolah yang berbeda.

d.    Memaksimalkan program komunitas praktisi, agar setiap program aksi nyata yang dilakukan CGP dapat dilakukan secara bersama-sama.

Agar kegiatan ini memberikan dampak yang riil akan dilakukan secara berkala, dan dalam keseharian akan dievaluasi untuk memastikan siswa tetap melaksanakan hal-hal positif dari pembiasaan-pembiasaan budaya positif yang dibangun Bersama oleh segenap warga sekolah.

  

F.  Dokumentasi Kegiatan

 

Proses penyusunan kesepakatan kelas:

             

Masih di grup WA



 Video Conference di jam pelajaran



 

Hasil Kesepakatan Kelas



 

 

Proses Pembelajaran:

 

Kelas interaktif di Google Classroom



Sebagian kegiatan kelas



Anggota kelas



Jumlah yang cukup tinggi di mana biasanya hanya diisi sekitar 30-an siswa



 


Salam & Bahagia