PGP-1-Kab. Tanah Laut-Fitriani, S.Pd-1.2-Aksi Nyata
MENUMBUHKAN
SIKAP TOLERAN DALAM UPAYA MENGENALI DAN MENUMBUHKAN POTENSI DIRI
Oleh: Fitriani, S.Pd
CGP Tanah Laut
Kalimantan Selatan
A. Latar Belakang
Setiap individu lahir ke dunia telah membawa kodrat yang melekat pada
dirinya masing-masing. Hal besar yang kemudian memberi pengaruh terhadap kodrat
tersebut adalah lingkungan. Bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang secara terus
menerus dilihat dan dilakukan dalam sebuah lingkungan turut mewarnai pola pikir
seorang anak, pola pikir yang belum tentu dapat diterima oleh masing-masing
individu. Ada yang dengan lapang dada menerima semua kondisi pada dirinya
sendiri dan dengan sungguh-sungguh mengembangkan potensi dirinya, tetapi ada
juga yang tidak menerima kondisi dirinya sendiri. Hal ini akan diperburuk jika
dia juga tidak bisa menerima kondisi orang lain. Secara terus menerus akan
membentuk pribadi yang intoleran, pesimis dan tidak percaya diri. sehingga
berpengaruh pada sikap dan tata cara dalam mengikuti setiap kegiatan
pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, sangatlah
penting menumbuhkan sikap toleran baik kepada diri sendiri terlebih orang lain
agar setiap siswa mampu mengelola kekurangan dan kelebihan diri sendiri serta
dengan lapang dada menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia toleran berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian diri. Sedangkan Kolaborasi dapat diartikan sebagai kerjasama. Potensi
dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam
didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam
diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37). Dengan demikian potensi diri manusia
adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam
didalam dirinya yang menunggu
untuk diwujudkan menjadi suatu
manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Sedangkan Sri Habsari (2005:2) menjelaskan, potensi diri adalah
kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental
dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan
sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri- ciri proses
fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki. Teori motivasi kebutuhan dan atribusi
menekankan penggunaan motivasi intrinsik dan pengembangan minat dan
keingintahuan siswa. Menggunakan beragam kegiatan dan metode-metode pembelajaran
dapat membuat siswa berminat pada sekolah dan pekerjaan sekolah mereka (Arends, 2018).
Dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang guru hal yang terpenting adalah mengetahui dan menyadari
nilai-nilai apa yang diperlu dimiliki bagi seorang guru. Selanjutnya perlu bagi
seorang guru untuk mampu melakukan refleksi nilai-nilai diri apa saja yang
sudah ada dalam diri dan nilai-nilai apa saja yang harus ditingkatkan. Demikian
juga perlu bagi seorang guru untuk menyadari dan memahami perannya dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar
Salah satu peran seorang guru
adalah menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri siswa. Seorang guru harus
mampu menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri siswa melalui strategi yang
sesuai dan dilakukan secara berkolaborasi. Hal ini bearti seorang guru tengah menjalankan perannya dan sekaligus meningkatkan nilai diri dalam hal berkolaborasi dengan rekan sejawat.
B. Deskripsi
Aksi Nyata
Upaya menumbuhkan rasa toleran dalam diri siswa tentu membutuhkan strategi
yang terencana dan tentunya harus konsisten . Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal
lebih dalam tentang keadaan teman sebaya berkaitan dengan diri, latar belakang keluarga dan lingkungan, agama, suku, serta
latar belakang sosial-ekonomi. Pada
prinsipnya upaya menumbuhkan sikap toleran dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Memahami bahwa setiap orang berbeda dan menyadari adanya
keberagaman.
Dimulai dengan membuat daftar hal apa saja yang menjadi kekurangan
dan kelebihan pada diri sendiri dan menentukan hal apa yang harus diubah.
2. Bertujuan agar lebih merasa bagaimana seorang individu berbeda
dengan individu lain, maka dapat dirancang dengan sebuah permainan bertukar
peran yang bertema “Satu Jam Menjadi Temanku”.
3. Dengan semangat pantang menyerah dan kolaboratif guru mengarahkan
skenario permainan, membimbing, dan melakukan kontrol serta menggiring pada
pandangan positif siswa atas diri sendiri dan orang lain.
Program ini dilakukan setiap
akhir pekan dengan durasi waktu 2 JP di kelas. Untuk memberi gambaran lebih
konkret, berikut ini disajikan Langkah-langkah yang dilakukan guru dan siswa
selama pelaksanaan program:
1.
Guru menentukan 2 orang siswa
yang akan saling
mendalami profil antar siswa yang lain (siswa A mendalami profil siswa
B dan sebaliknya) yang saling berlainan suku, agama, golongan, status sosial,
status ekonomi, dan kemampuan khas.
2.
Memberikan
waktu kepada 2 orang siswa untuk saling mendalami profil siswa yang lain melalui wawancara, dan pendapat
teman yang lain.
3.
Saling
sepakat tentang hal-hal yang boleh ditampilkan pada saat presentasi.
4.
Pada saat pelaksanaan siswa A mencoba
memahami apa yang
diceritakan siswa B dengan mendeskripsikan latar belakang teman yang meliputi keluarga,
profesi orang tua, hal-hal yang disenangi, hal- hal yang tidak disenangi, impian
dan cita-cita, dan hal-hal positif
apa yang dapat diambil dari Siswa B dan sebaliknya.
5.
Memberikan apresiasi kepada siswa
6.
Siswa
mengemukakan hal-hal positif apa yang dapat diambil dari Siswa B dan
sebaliknya.
7.
Guru dapat
mengarahkan siswa pada saat pelaksanaan agar tidak terjadi hal-hal bersifat sensitif.
8.
Sebagai
penutup guru memberikan penguatan dan motivasi tentang menghargai adanya perbedaan.
C. Hasil Aksi Nyata
Bagi siswa kegiatan ini adalah
kegiatan yang menyenangkan, siswa dapat mengetahui beberapa hal yang sebelumnya
belum diketahui dari temannya, selain itu siswa juga dapat bebas
mengekspresikan perasaanya yang mungkin selama ini sulit untuk dikatakan.
Berikut ini adalah instrument yang digunakan
siswa untuk mengetahui tentang pribadi temannya.
INSTRUMEN UNSUR INTRINSIK NILAI TOLERAN DALAM MENGGALI
POTENSI DIRI
NAMA :
KELAS :
NAMA TEMAN :
LATAR BELAKANG :
NO |
HAL YANG DIKETAHUI SEBELUM
PROGRAM INI (ASUMSI) |
HAL YANG DIKETAHUI SETELAH
PROGRAM INI |
|
|
|
HAL YANG MENJADI PELAJARAN |
HAL YANG AKAN DILAKUKAN DI
MASA MENDATANG |
Banyak hal-hal yang terungkap
dari kegiatan ini, misalnya tentang hal-hal yang selama ini menjadi asumsi teman sebayanya, cita-cita,
dan hal-hal lainnya. Hal yang paling menarik adalah siswa
dapat secara jujur menyampaikan isi hati kepada
temannya misalnya tentang
hal-hal yang membuat
kesal, hal-hal yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai. Secara umum
siswa sudah bisa mengungkapkan emosinya secara baik, siswa sudah bisa
mengungkapkan hal-hal baik dan hal-hal yang tidak baik.
Selanjutnya peran
guru adalah memberikan penguatan tentang bagaimana bisa saling
menghargai, saling mendukung
dan saling menyemangati. Kebiasaan - kebiasaan
baik inilah yang akan
menumbuhkan sikap toleran diantara siswa. Ketika sikap saling toleran terwujud
akan memberikan dampak positif dalam perkembangan psikologis dan emosi siswa,
sehingga akan tumbuh motivasi dari dalam diri sendiri untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan
cita-cita yang ingin diwujudkan.
D. Pembelajaran
Yang Didapat Dari Kegiatan
Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dilihat
dari antusias dan rasa senang
siswa dalam mengikuti
kegiatan, sehingga strategi seperti ini dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan emosi dan psikologis siswa. Siswa dapat dengan jujur
menyampaikan isi hatinya tanpa merasa takut atau tertekan.
Sedangkan kegagalan dari program
ini adalah keterbatasan waktu dan ruang sehingga belum dapat dilaksanakan
secara luas sehingga belum semua siswa mendapat pengalaman dari kegiatan
seperti ini.
E. Rencana Perbaikan
Berdasarkan perjalanan
proses pelaksanaan program aksi nyata ini hingga pada hasil akhir tentunya
masih banyak kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dan dijadikan sebagai
daftar rencana perbaikan di masa mendatang agar program aksi nyata dapat
dilakukan secara maksimal, komprehensif, dan konsisten.
Berikut daftar rencana perbaikan:
a.
Mempertajam atau memfokuskan tujuan aksi nyata agar hasilnya
dapat dilihat secara lebih riil untuk diterapkan menjadi kebiasaan baik di
sekolah.
b.
Mempertegas tujuan pembelajaran dari setiap aksi nyata yang
akan dilaksanakan.
c.
Tidak hanya berfokus pada sikap toleran, tetapi juga terus
menggali potensi siswa dengan upaya-upaya kreatif dari guru.
d.
Melibatkan lebih banyak siswa dan teman sejawat.
e.
Meningkatkan kompetensi, potensi, dan konsistensi dalam
setiap pelaksanaan aksi nyata di sekolah.
f.
Terus berbagi pengalaman dan motivasi kepada teman sejawat
baik yang bernaung di sekolah yang sama maupun pada sekolah-sekolah yang
berbeda.
Agar kegiatan ini memberikan
dampak yang riil akan dilakukan secara berkala, dan dalam keseharian akan
dievaluasi untuk memastikan siswa tetap melaksanakan hal-hal positif dari
kegiatan seperti menghargai teman, saling mendukung, saling menyemangati agar
masing-masing dari mereka bisa mengembangkan potensi dan mewujudkan cita-cita mereka. Selain itu kegiatan ini juga akan diperluas untuk seluruh siswa dikarenkan pada saat
ini masih situasi pandemic sehingga
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan program
bagi seluruh siswa.
F. Dokumentasi
Kegiatan
Daftar Pustaka
Arends,
Richard I; Penerjemah Made Frida Yulia (2013) Belajar Untuk Mengajar = Learning
to Teach. Jakarta. Salemba Humanika.