Desember 2020

 

MENUMBUHKAN SIKAP TOLERAN DALAM UPAYA MENGENALI DAN MENUMBUHKAN POTENSI DIRI

Oleh: Fitriani, S.Pd

CGP Tanah Laut

Kalimantan Selatan

 

A.   Latar Belakang

 

Setiap individu lahir ke dunia telah membawa kodrat yang melekat pada dirinya masing-masing. Hal besar yang kemudian memberi pengaruh terhadap kodrat tersebut adalah lingkungan. Bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang secara terus menerus dilihat dan dilakukan dalam sebuah lingkungan turut mewarnai pola pikir seorang anak, pola pikir yang belum tentu dapat diterima oleh masing-masing individu. Ada yang dengan lapang dada menerima semua kondisi pada dirinya sendiri dan dengan sungguh-sungguh mengembangkan potensi dirinya, tetapi ada juga yang tidak menerima kondisi dirinya sendiri. Hal ini akan diperburuk jika dia juga tidak bisa menerima kondisi orang lain. Secara terus menerus akan membentuk pribadi yang intoleran, pesimis dan tidak percaya diri. sehingga berpengaruh pada sikap dan tata cara dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran di kelas.

        Oleh karena itu, sangatlah penting menumbuhkan sikap toleran baik kepada diri sendiri terlebih orang lain agar setiap siswa mampu mengelola kekurangan dan kelebihan diri sendiri serta dengan lapang dada menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia toleran berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian diri. Sedangkan Kolaborasi dapat diartikan sebagai kerjasama. Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37). Dengan demikian potensi diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Sedangkan Sri Habsari (2005:2) menjelaskan, potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri- ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki. Teori motivasi kebutuhan dan atribusi menekankan penggunaan motivasi intrinsik dan pengembangan minat dan keingintahuan siswa. Menggunakan beragam kegiatan dan metode-metode pembelajaran dapat membuat siswa berminat pada sekolah dan pekerjaan sekolah mereka (Arends, 2018).

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru hal yang terpenting adalah mengetahui dan menyadari nilai-nilai apa yang diperlu dimiliki bagi seorang guru. Selanjutnya perlu bagi seorang guru untuk mampu melakukan refleksi nilai-nilai diri apa saja yang sudah ada dalam diri dan nilai-nilai apa saja yang harus ditingkatkan. Demikian juga perlu bagi seorang guru untuk menyadari dan memahami perannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar

Salah satu peran seorang guru adalah menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri siswa. Seorang guru harus mampu menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri siswa melalui strategi yang sesuai dan dilakukan secara berkolaborasi. Hal ini bearti seorang guru tengah menjalankan perannya dan sekaligus meningkatkan nilai diri dalam hal berkolaborasi dengan rekan sejawat.

 

 

B.  Deskripsi Aksi Nyata

 

Upaya menumbuhkan rasa toleran dalam diri siswa tentu membutuhkan strategi yang terencana dan tentunya harus konsisten . Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal lebih dalam tentang keadaan teman sebaya berkaitan dengan diri, latar belakang keluarga dan lingkungan, agama, suku, serta latar belakang sosial-ekonomi. Pada prinsipnya upaya menumbuhkan sikap toleran dapat di jelaskan sebagai berikut :

1.   Memahami bahwa setiap orang berbeda dan menyadari adanya keberagaman.

Dimulai dengan membuat daftar hal apa saja yang menjadi kekurangan dan kelebihan pada diri sendiri dan menentukan hal apa yang harus diubah.

2.   Bertujuan agar lebih merasa bagaimana seorang individu berbeda dengan individu lain, maka dapat dirancang dengan sebuah permainan bertukar peran yang bertema “Satu Jam Menjadi Temanku”.

3.     Dengan semangat pantang menyerah dan kolaboratif guru mengarahkan skenario permainan, membimbing, dan melakukan kontrol serta menggiring pada pandangan positif siswa atas diri sendiri dan orang lain.

Program ini dilakukan setiap akhir pekan dengan durasi waktu 2 JP di kelas. Untuk memberi gambaran lebih konkret, berikut ini disajikan Langkah-langkah yang dilakukan guru dan siswa selama pelaksanaan program:


1.          Guru menentukan 2 orang siswa yang akan saling mendalami profil antar siswa yang lain (siswa A mendalami profil siswa B dan sebaliknya) yang saling berlainan suku, agama, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas.

2.          Memberikan waktu kepada 2 orang siswa untuk saling mendalami profil siswa yang lain melalui wawancara, dan pendapat teman yang lain.

3.          Saling sepakat tentang hal-hal yang boleh ditampilkan pada saat presentasi.

4.          Pada saat pelaksanaan siswa A mencoba memahami apa yang diceritakan siswa B dengan mendeskripsikan latar belakang teman yang meliputi keluarga, profesi orang tua, hal-hal yang disenangi, hal- hal yang tidak disenangi, impian dan cita-cita, dan hal-hal positif apa yang dapat diambil dari Siswa B dan sebaliknya.

5.          Memberikan apresiasi kepada siswa

 

6.          Siswa mengemukakan hal-hal positif apa yang dapat diambil dari Siswa B dan sebaliknya.

7.          Guru dapat mengarahkan siswa pada saat pelaksanaan agar tidak terjadi hal-hal bersifat sensitif.

8.          Sebagai penutup guru memberikan penguatan dan motivasi tentang menghargai adanya perbedaan.

C.  Hasil Aksi Nyata

 

Bagi siswa kegiatan ini adalah kegiatan yang menyenangkan, siswa dapat mengetahui beberapa hal yang sebelumnya belum diketahui dari temannya, selain itu siswa juga dapat bebas mengekspresikan perasaanya yang mungkin selama ini sulit untuk dikatakan.

 

Berikut ini adalah instrument yang digunakan siswa untuk mengetahui tentang pribadi temannya.

 

INSTRUMEN UNSUR INTRINSIK NILAI TOLERAN DALAM MENGGALI POTENSI DIRI

 

 

NAMA                         :

KELAS                        :

NAMA TEMAN           :

LATAR BELAKANG   :

 

 

NO

HAL YANG DIKETAHUI SEBELUM PROGRAM INI

(ASUMSI)

HAL YANG DIKETAHUI SETELAH PROGRAM INI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HAL YANG MENJADI PELAJARAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HAL YANG AKAN DILAKUKAN DI MASA MENDATANG

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Banyak hal-hal yang terungkap dari kegiatan ini, misalnya tentang hal-hal yang selama ini menjadi asumsi teman sebayanya, cita-cita, dan hal-hal lainnya. Hal yang paling menarik adalah siswa dapat secara jujur menyampaikan isi hati kepada temannya misalnya tentang hal-hal yang membuat kesal, hal-hal yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai. Secara umum siswa sudah bisa mengungkapkan emosinya secara baik, siswa sudah bisa mengungkapkan hal-hal baik dan hal-hal yang tidak baik.

Selanjutnya peran guru adalah memberikan penguatan tentang bagaimana bisa saling menghargai, saling mendukung dan saling menyemangati. Kebiasaan - kebiasaan baik inilah yang akan menumbuhkan sikap toleran diantara siswa. Ketika sikap saling toleran terwujud akan memberikan dampak positif dalam perkembangan psikologis dan emosi siswa, sehingga akan tumbuh motivasi dari dalam diri sendiri untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan cita-cita yang ingin diwujudkan.

 

D.   Pembelajaran Yang Didapat Dari Kegiatan

 

Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dilihat dari antusias dan rasa senang siswa dalam mengikuti kegiatan, sehingga strategi seperti ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan emosi dan psikologis siswa. Siswa dapat dengan jujur menyampaikan isi hatinya tanpa merasa takut atau tertekan.

Sedangkan kegagalan dari program ini adalah keterbatasan waktu dan ruang sehingga belum dapat dilaksanakan secara luas sehingga belum semua siswa mendapat pengalaman dari kegiatan seperti ini.

 

E.  Rencana Perbaikan

 

Berdasarkan perjalanan proses pelaksanaan program aksi nyata ini hingga pada hasil akhir tentunya masih banyak kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dan dijadikan sebagai daftar rencana perbaikan di masa mendatang agar program aksi nyata dapat dilakukan secara maksimal, komprehensif, dan konsisten.

Berikut daftar rencana perbaikan:

a.                   Mempertajam atau memfokuskan tujuan aksi nyata agar hasilnya dapat dilihat secara lebih riil untuk diterapkan menjadi kebiasaan baik di sekolah.

b.                  Mempertegas tujuan pembelajaran dari setiap aksi nyata yang akan dilaksanakan.

c.                   Tidak hanya berfokus pada sikap toleran, tetapi juga terus menggali potensi siswa dengan upaya-upaya kreatif dari guru.

d.                  Melibatkan lebih banyak siswa dan teman sejawat.

e.                   Meningkatkan kompetensi, potensi, dan konsistensi dalam setiap pelaksanaan aksi nyata di sekolah.

f.                    Terus berbagi pengalaman dan motivasi kepada teman sejawat baik yang bernaung di sekolah yang sama maupun pada sekolah-sekolah yang berbeda.

Agar kegiatan ini memberikan dampak yang riil akan dilakukan secara berkala, dan dalam keseharian akan dievaluasi untuk memastikan siswa tetap melaksanakan hal-hal positif dari kegiatan seperti menghargai teman, saling mendukung, saling menyemangati agar masing-masing dari mereka bisa mengembangkan potensi dan mewujudkan cita-cita mereka. Selain itu kegiatan ini juga akan diperluas untuk seluruh siswa dikarenkan pada saat ini masih situasi pandemic sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan program bagi seluruh siswa.

F.  Dokumentasi Kegiatan

 


           Hasil Pengisian Instrumen




Daftar Pustaka

 

Arends, Richard I; Penerjemah Made Frida Yulia (2013) Belajar Untuk Mengajar = Learning to Teach. Jakarta. Salemba Humanika.

  Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Balai Pustaka. Jakarta

MENUMBUHKAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI KEMANDIRIAN DALAM MEMPRODUKSI TEKS EDITORIAL
 Oleh: Fitriani, S.Pd 
CGP Kab. Tanah Laut 
 Kalimantan Selatan

Latar Belakang 

Pendidikan bertujuan untuk membangun tatanan bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai budaya, kecerdasan, kepekaan, dan kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan pilar yang kokoh untuk mengentaskan kemiskinan, menyelesaikan persoalan kebodohan, dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Penanaman nilai-nilai kebudayaan bangsa melalui jalur pendidikan merupakan cara yang sangat tepat untuk menuju bangsa dan negara yang bermartabat.

Walaupun bermacam-macam maksud, tujuan, cara, bentuk, syarat-syarat dan alat-alat dalam soal Pendidikan, Pendidikan yang berhubungan dengan aliran-aliran hidup yang beragam itu memiliki dasar-dasar atau garis-garis yang sama.

Pendidikan dan pembelajaran haruslah memanfaatkan sekaligus mengembangkan sikap mandiri sebagai salah satu pilar profil pelajar Pancasila. Mandiri dalam belajar, mandiri dalam memilih kegiatan pembelajaran, mandiri dalam menentukan bagaimana sikap belajar dan mandiri tentang bagaimana menjalani kehidupan di masa yang akan datang, tanpa merasa minder dan rendah diri, karena sesuatu yang menjadi pilihan dan dijalani dengan sikap mandiri dan tanggung jawab adalah suatu pilihan yang paling baik untuk mengabdikan diri pada masyarakat dan kehidupan siswa sendiri.


Deskripsi dan Alasan

Sebelum mengemukakan tentang deskripsi dari program aksi nyata ini tentu ada alasan-alasan yang menjadi pertimbangan dan tolak ukur diambilnya program ini.

Adapun alasan-alasan tersebut yaitu:

  1. Masa pandemi Covid-19 mengharuskan siswa belajar di rumah.

  2. Proses belajar di rumah tentu sangat menuntut kemandirian, karena proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.

  3. Kemandirian harus digali agar siswa terbiasa memecahkan masalah dan keluar dari masalah yang dihadapinya tanpa harus menjadikan beban untuk orang lain.


Berdasarkan alasan-alasan di atas kemudian tercetuslah program kemandirian menghimpun informasi, pengetahuan, dan kecakapan siswa dalam menuangkan hasil olah pikir mereka pada Teks Editorial. Berikut merupakan deskripsi dari aksi nyata Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam menggali salah satu profil pelajar pancasila, yakin kemandirian.

Program ini dimulai dari persiapan, dilanjutkan dengan pelaksanaaan, serta diakhiri dengan evaluasi.

Persiapan: Minggu Pertama

  1. Merancang kegiatan pembelajaran di kelas yang memungkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti diskusi, unjuk kerja, praktik, simulasi, dll.

  2. Mengembangkan sumber belajar yang memungkin siswa untuk memanfaatkan secara mandiri misalnya lingkungan alam sekitar dan wawancara dengan tokoh masyarakat

  3. Mengembangkan media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan siswa secara mandiri antara lain mengembangkan LPKP yang dapat dikerjakan secara mandiri dan memberikan pengalaman bermakna bagi siswa

  4. Membuat program pengembangan diri yang membimbing siswa untuk menemukan potensi diri, minat dan bakat untuk mencapai perilaku kemandirian. Pengembangan diri dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan rutin,kegiatan spontan, kegiatan keteladanan ataupun pengembangan diri secara terprogram.

Pada tahap persiapan, guru melakukan kesepakatan kelas di Google Classroom bersama siswa bahwasanya koordinasi dilakukan melalui web meeting yang selanjutnya dapat dilanjutkan melalui group chat ataupun fitur Forum pada Google Classroom  jika ada permasalahan yang perlu disampaikan. LPKP dibuat berdasarkan standar kompetensi yang diharapkan pada materi Teks Editorial.

Pelaksanaan: Minggu Ke-2 dan Ke-3

  1.  Menciptakan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan demonstrasi, diskusi dan simulasi.

  2. Menciptakan lingkungan belajar yang memiliki keterbukaan, toleransi terhadap perbedaan, hubungan baik antarguru , guru dengan siswa, serta antarsiswa, memberikan solusi untuk setiap kesulitan yang dihadapi siswa dan kesanggupan untuk melaksanakan komitmen bersama

  3. Menciptakan lingkungan belajar yang bebas bagi siswa mengekspresikan sikap dan kemampuan, mendorong rasa ingin tahu dan kemauan untuk belajar secara mandiri

  4. Menumbuhkan sikap empati, memahami dan menghayati perilaku dan perasaan siswa dan mampu memandang setiap permasalahan dari sudut pandang siswa.

  5. Memberikan bantuan dan bimbingan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan ketika membimbing siswa sehingga siswa memiliki kemandirian dalam menyelesaikan setiap persoalan dalam pembelajaran

Tahap pelaksanaan dimulai dari penyampaian apersepsi dari materi Teks Editorial, kemudian tujuan, dan apa saja yang menjadi hasil akhir dari materi Teks Editorial. Siswa dibagi dalam 5 kelompok untuk kemudian diberi kebebasan untuk memilih tema faktual yang menarik bagi mereka. Mereka juga diberi keleluasaan untuk menentukan strategi penyelesaian yang menurut mereka baik dan memperoleh hasil yang maksimal.

Selama proses berlangsung, guru memberikan ruang kepada mereka untuk saling berkomunikasi, baik kepada teman antar kelompok, maupun kepada guru. Siswa diperbolehkan untuk selalu berkonsultasi secara intens kepada guru agar setiap kendala dan permasalahan yang dihadapi bisa dipecahkan secara bersama-sama.

Evaluasi: Minggu ke-4

Melakukan refleksi dan tindak lanjut dari seluruh rancangan kegiatan 'Aksi Nyata'.

Proses evaluasi menjadi tolak ukur berhasil dan tidaknya program yang dilaksanakan, sehingga refleksi dan tindak lanjut perlu dilakukan agar dapat melakukan peningkatan keberhasilan pada program selanjutnya.


Hasil dari Aksi Nyata

Hasil dari aksi nyata yang dilakukan dapat dilihat dari antusiasme dan hasil kerja siswa dalam kemampuannya secara mandiri menyusun sebuah teks editorial tanpa guru memberikan contoh. Segala proses kegiatan mereka dalam menghasilkan teks editorial terekam dalam setiap dokumentasi dan teks yang mereka buat pada bagian dokumentasi proses dan hasil.


Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan Aksi Nyata

  1. Kegagalan

Berdasarkan tujuan pembelajaran dan tujuan program aksi nyata yang dibuat ditemukan ternyata ada satu kelompok dari peserta didik yang tidak melaksanakan. Hal ini dapat dijadikan pembelajaran bahwasanya seorang guru harus lebih maksimal lagi dalam upaya menumbuhkan motivasi belajar khususnya memunculkan profil pelajar pancasila pada diri murid. Walau terlihat kecil, hal ini dapat dikategorikan sebagai kegagalan agar ketidaksempurnaan pada proses aksi nyata ini dapat diketahui dan dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan di waktu yang akan datang.

  1. Keberhasilan

Antusiasme  dan hasil yang diberikan siswa membuat guru yakin bahwa penerapan aksi nyata ini dapat terus dilaksanakan secara konsisten tentunya dengan peningkatan kualitas dari setiap tahapan program. Mulai tumbuhnya jiwa kreativitas dan kemandirian siswa dapat dijadikan acuan  bahwa program ini menghasilkan sesuatu yang diharapkan dalam tujuan program aksi nyata 1.1 Filosofi Pendidikan KI Hajar Dewantara.


Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang

Berdasarkan perjalanan proses pelaksanaan program aksi nyata ini hingga pada hasil akhir yang diberikan siswa tentunya masih banyak kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dan dijadikan sebagai daftar rencana perbaikan di masa mendatang agar program aksi nyata dapat dilakukan secara maksimal, komprehensif, dan konsisten.

Berikut daftar rencana perbaikan:

  1. Mempertajam atau memfokuskan tujuan aksi nyata agar hasilnya dapat dilihat secara lebih realistis untuk diterapkan menjadi kebiasaan baik di sekolah.

  2. Mempertegas tujuan pembelajaran dari setiap aksi nyata yang akan dilaksanakan.

  3. Tidak hanya berfokus pada kemandirian tetapi juga dapat menerapkan serta menggali semua Profil Pelajar Pancasila yang menjadi harapan dari pendidikan menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara.

  4. Melibatkan lebih banyak siswa dan teman sejawat.

  5. Meningkatkan kompetensi, potensi, dan konsistensi dalam setiap pelaksanaan aksi nyata di sekolah.

  6. Terus berbagi pengalaman dan motivasi kepada teman sejawat baik yang bernaung di sekolah yang sama maupun pada sekolah-sekolah yang berbeda.


Dokumentasi Proses dan Hasil
        Keseluruhan dokumentasi dari proses dan hasil aksi nyata di tuangkan dalam channel Youtube berikut:

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget